Kamis, 01 November 2012

Analisis Fundamental



Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya.
Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.

            Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda.
Analisis ini biasa digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham tersebut melalui analisis teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan / menggabung kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum.
Pada dasarnya, tujuan analisa fundamental adalah membandingkan kinerja keuangan sebuah perusahaan terhadap :
  1. Kinerja perusahaan pesaing dalam satu sektor industri.
  2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri.
Dalam fitur ini, kami menggunakan analisa rasio-rasio keuangan. Adapun rasio-rasio yang digunakan, yaitu :
  1. Rasio Likuiditas (Liquidity), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset-aset lancarnya. Rasio yang digunakan adalah Rasio Lancar (Current Ratio).
  2. Rasio Profitabilitas atau Keuntungan (Profitability), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri (ekuitas). Rasio yang digunakan adalah Imbal Hasil pada Ekuitas atau Return On Equity (ROE).
  3. Rasio Manajemen Hutang (Debt Management), menunjukkan resiko perusahaan yang tercermin dari perbandingan antara sumber pendanaan dari Hutang terhadap sumber pendanaan dari Ekuitas. Rasio yang digunakan adalah Total Hutang pada Total Ekuitas (Debt to Equity).
  4. Rasio Manajemen Arus Kas (Cash Flow Management), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas operasinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang digunakan adalah Arus Kas pada Penjualan (Cash Flow to Sales).
  5. Rasio Manajemen Aset (Asset Management), menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva produktifnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang digunakan adalah Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover).
Formula atau rumus dari masing-masing rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Rasio lancar (Current Ratio) untuk Liquidity.
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/resource/RasioLancar.JPG
  • Imbal Hasil pada Ekuitas (Return On Equity) untuk Profitability.
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/resource/ROE.JPG
  • Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity) untuk Debt Management.
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/resource/DER.JPG
  • Rasio Arus Kas terhadap Penjualan (Cash Flow to Sales) untuk Cash Flow Management.
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/resource/CFtoSales.JPG
  • Rasio Perputaran Total Aset (Asset Turnover) untuk Asset Management.
http://www.infovesta.com/roller/penjelasan/resource/AssetTurnover.JPG



Tidak ada komentar:

Posting Komentar