BAB I
PENDAHULUAN
Cara pandang seorang konsumen
tehadap suatu produk apakah produk tersebut baik atau buruk secara kualitas,
harga, bentuk, dan manfaat sebelum ia mengambil keputusan pembelian. Produk
musiman tentunya dibutuhkan orang pada musim-musim tertentu, dari sanalah
tentunya seorang produsen berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen.
Berikut adalah sebagian besar produk musiman di Indonesia. contoh;Terompet,
pohon natal, rambutan, mangga, ketupat, sapi, bendera, kurma.
Dari data di atas dapat kita ketahui
bahwa setiap produk yang dijual itu mempunyai waktunya masing-masing. Seorang
produsen terompet tentunya tidak akan menjual terompetnya pada bulan maret,
atau bulan-bulan lainnya selain bulan desember, karena konsumen mempunyai
persepsi bahwa terompet itu baru ada manfaatnya saat tahun baru tiba, sesudah
dari itu terompet tidak ada gunanya lagi. Produsen yang memproduksi terompet
harus menyiasati bagaimana agar produknya bisa laku terjual sebelum tahun baru
tiba. Karena kalau produk itu tidak terjual tentunya ia akan mengalami kerugian
atau setidaknya bila awet bias saja dijual kembali tahun depan.
Lain halnya dengan terompet,
konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap rambutan, mangga dan kurma.
Pada musimnya pada umumnya buah-buah tersebut mudah dijumpai di pasaran. Hal
itu yang membuat harganya murah, namun ada kalanya seseorang ingin mengkonsumsi
buah-buah tersebut padahal belum musimnya. Kalaupun ada yang menjual pastilah
harganya relatif mahal, tapi orang yang benar-benar menginginkannya tentu akan
rela mengeluarkan uang berapapun. Sehingga persepsi konsumen ini terbentuk
karena faktor kebutuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ries dan Trout (1987) mengatakan
bahwa pemasaran adalah peperangan antara produsen untuk merebutkan persepsi
konsumen. Demikian pentingnya persepsi di benak konsumen, sehingga
bermaca-macam strategi di rancang perusahaan supaya produk dan mereknya bisa
menjadi no satu di benak konsumen.
Kepuasan Konsumen
Zeithamal (2004) merumuskan kepuasan
konsumen sebagai “costomer’s evaluation of a product or service in terms of
whether that product or service has met their needs and expectation”.
Dengan demikian kepuasan konsumen merupakan perilaku yang terbentuk terhadap
barang atau jasa sebagai pembelian produk tersebut. Kepuasan konsumen ini
sangat penting karena akan berdampak pada kelancaran bisnis atau perusahaan.
Pelanggan yang merasa puas akan jasa / produk yang digunakannya akan kembali
menggunakan jasa / produk yang ditawarkan. Hal ini akan membangun kesetiaan
pelanggan.
Kepuasan konsumen sendiri diartikan
sebagai suatu keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu produk sesuai
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen tersebut tentang kemampuan produk
tersebut. Jika produk tersebut jauh dibawah harapan konsumen maka ia akan
kecewa. Sebaliknya jika produk tersebut memenuhi harapan konsumen, maka ia akan
senang. Harapan-harapan konsumen ini dapat diketahui dari pengalaman mereka
sendiri saat menggunakan produk tersebut, omongan-omongan orang lain, dan
informasi iklan yang dijanjikan oleh perusahaan yang menghasilkan produk tadi.
Konsep Presepsi
Schifmann dan kanukk (2000)
menyebutkan bahwa persepsi adalah cara orang memandang didunia ini.dari
definisi umum yang dapat dilihat bahwa persepsi seseorang berbeda dari yang
lainnya. Cara memandang dunia sudah pasti dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam
maupun luar orang tua itu.
Solomon (1999) mendefinisikan
persepsi sebagai proses dimana sensi yang diterima oleh seseorang yang dipilah
dan dipilih, kemudian diatur dan di interprestasikan. Maka, dapat di simpulkan
bahwa persepsi adalah interpretasi proses dimana konsumen memahami lingkungan
mereka sendiri. Banyak orang percaya bahwa persepsi adalah pasif atau
sebaliknya yang kita lihat dan mendengar apa yang diluar sana sangat objektif.
Namun, pada kenyataannya orang
benar-benar aktif mempersepsikan stimuli dan objek di sekitar lingkungan
mereka. Customer melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat dan apa yang
mereka harapkan untuk melihat tergantung pada kepercayaan umum dan stereotip.
Dan karena setiap kelompok (segmen) dan individu memiliki kepercayaan umum dan
stereotype yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi terhadap suatu
lingkungan pemasaran juga menjadi beragam. Oleh karena itu, marketer harus
menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran (yakni
iklan, kemasan, harga dll) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen
yang ditargetkan
Persepsi Kualitas Merek ( Brand
Perceived Quality )
Persepsi kualitas ini akan membentuk
persepsi kualitas dari suatu produk yang dapat menetukan nilai dari produk
tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen
dan loyalitas mereka terhadap merek. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi
konsumen maka dpat diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan negatif, produk
tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika
persepsi kualitas positf maka produk akan disukai.
Persepsi kualitas dapat
didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.
Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena
setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang
berbeda-bada terhadap produk. Maka, dapat dinyatakan bahwa membahas persepsi
kualitas akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.
Sebagai ilustrasi misalkan di ambil
produk telepon genggam (HP). Di pasar terdapat beberapa merek seperti
Blackbery, Nokia, Samsung, LG, Motorola dengan berbagai tipe. Setiap merek
mempunyai bagian-bagian tambahan atau atribut dan kelebihan masing-masing
(feature). Persepsi kualitas pelanggan terhadap produk ini akan
melibatkan kepentingan setiap pelanggan dan atau artibut yang dimiliki produk
(kepentingan setiap produk berbeda ). Persepsi kualitas juga berlaku
untuk jasa pelayanan yang melibatkan dimensi kualitas jasa seperti waktu
tunggu, keramahan petugas, kenyamanan ruangan dan lainnya. Mengingat kepentingan
dan keterlibatan berbeda-beda, persepsi kualitas perlu di nilai berdasarkan
sekumpulan kriteria yang berbeda. Persepsi kualitas yang tinggi bukan berarti
harapan pelanggan rendah ( pelanggan merupakan kepuasan yang tinggi jika
harapannya jauh lebih rendah dari kinerja atau kenyataan ). Persepsi kualitas
mencerminkan perasaan pelnggan secara menyeluruh mengenai suatu produk. Untuk
memahami persepsi kualitas suatu merek diperlukan pengukuran terhadap dimensi
yang terkait dengan karakteristik produk.
Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Kualitas
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi persepsi kualitas, mengapa pelanggan percaya bahwa beberapa
beberapa merek mempunyai persepsi kualitas yang tinggi atau rendah. Bagaiman
membangun suatu persepsi kualitas yang positif dan kuat, faktor apa saja yang
digunakan pelnggan untuk menilai kualitas secara keseluruhan dan sebaginya.
Jawaban di atas tergantung pada dimensi persepsi kualitas dan konteksnya.
Sebagai contoh dimensi terkait denga telepon genggam adalah kualitas suara,
kualitas sinyal, kualitas baterai, kehandalan layanan reparasi atau pelayanan/
service dan biayanya serta ketersedian asesoris. Untuk mengetahui
dimensi-dimensi tersebut biasanya dilakukan riset dan pelanggan akan ditanya
mengapa dimensi suatu merek mempunyai kualitas yang lebih tinggi dibandingan
dengan merek lainnya.
Adapun dimensi persepsi kualitas mengacu pada pendapat
David. A. Garvin, dimensi persepsi kualitas terbgi tujuh yaitu ;
1.
Kinerja : Melibatkan bebagai karakteristik operasional utama
2.
Pelayanan : Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut
3.
Ketahanan : Mencerminkan umur ekonomis dari produk
4.
Keandalan : Konsistenisi dan kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu
pembelian ke pembeli berikutnya
5.
Karateristik Produk : Bagian-bagian tambahan dari produk / feature
6.
Kesesuain dengan Spesifikasi : Merupakan padangan mengenai kulitas proses
manufaktur (tidak ada cacat motor) sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dan teruji.
7.
Hasil : Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam
dimensi sebelumnya
Strategi Pemuas Kebutuhan Konsumen
- Perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan
pasar sasarannya tersebut, misalnya motif konsumen dalam membeli produk
dan manfaat (inti ataukah tambahan) produk yang dibelinya tersebut.
- Mencari tahu bagaimana proses pengambilan keputusan
dalam membeli suatu produk. Proses ini biasanya didahului oleh munculnya
kebutuhan yang dirasakan konsumen, kemudian konsumen akan mencari
informasi yang nantinya akan muncul kriteria evaluasi yang dapat digunakan
untuk mengavaluasi produk alternatif produk.
- Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap masing-masing
alternatif produk dan memilih salah satu produk yang dianggap paling baik.
- Konsumen akan melakukan pemilihan toko dan melakuakn
pembelian. Namun demikian, tidak semua pembelian mealalui tahap keputusan
diatas. Dalam memprediksi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
memuputuskan pembelian, memilih cara pelayanan penjualan yang tepat dan
menentukan saluran distribusi yang akan dipergunakan ;
- Membangun citra yang baik dalam benak konsumen, baik
citra merek maupun citra perusahaan. Untuk membengun citra merek atau
perusahaan yang baik, perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk
persepsi konsumen tentang produk perusahaan. Terbentuknya persepsi
tersebut dimulai oleh perusahaan, baik berupa iklan, penampilan produk
ataupun pengemasan (packing). Jika rangsangan tersebut dapat menarik
perhatian konsumen, mereka akan memproses interpensi atau rangsangan yang
diterima. Persepsi akan baik atau positif, jika ransangan tersebut
mempunyai arti baik. Demikian pula sebaliknya
- Dan langkah yang terkahir untuk dapat memuaskan
konsumen adalah menimbulkan kesadaran diantara semua bagian (unit)
yang ada dalam perusahaan akan pentingnya kepuasan konsumen, bagi
kelangsungan hidup perusahaan
Terdapat Tiga tahap dalam
pembentukan persepsi customer, yaitu :
Tahap 1 : Sensasi
Sensasi adalah suatu proses
penyerapan informasi mengenai suatu produk yang melibatkan panca indra kastemer
(pendengaran, penglihatan, penciuman dan peraba). Pada tahap ini, customer akan
menyerap dan menyimpan segala informasi yang diberikan ketika suatu produk
ditawarkan atau dicoba. Misalnya ketika customer menonton iklan sebuah produk
telepon selular terbaru di televisi. Customer akan memperhatikan segala
informasi mengenai spesifikasi dan fungsi produk, termasuk fitur-fitur yang
ditawarkan produk tersebut. Pada kasus ini, customer menggunakan indra
penglihatan dan pendengaran dalam proses penerimaan informasi.
Tahap 2 : Organisasi
Organsasi adalah tahap dimana
customer mengolah informasi yang telah ia dapatkan pada tahap sensasi. Customer
akan membandingan antara informasi baru tersebut dengan informasi atau pengetahuan
yang telah ia miliki sebelumnya mengenai produk telepon selular (informasi dan
pengetahuan tersebut bisa didapat dari pengalaman atau media iklan lainnya
seperti majalah, Koran). Kemudian customer akan mendapatkan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki produk tersebut serta nilai tambah yang bisa didapat.
Tahap 3 : Interpretasi
Interpretasi adalah pengambilan
citra atau pemberian makna oleh customer terhadap suatu produk. Seperti pada
contoh kasus sebelumnya mengenai suatu produk telepon genggam baru. Setelah
pada tahap organisasi kastemer mendapatkan kelebihan dan kekurangan serta nilai
tambah produk, maka akan tercipta citra atau makna khas yang melekat pada
produk. Misalnya handphone Sony Ericsoson seri W identik dengan handphone
Walkman.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Adapun tiga tahap dalam pembentukan
persepsi customer yaitu sensai, organisasi dan interprestasi. Marketer harus
menyadari perbedaan agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran (yakni iklan,
kemasan, harga dll) dengan persepsi mereka sehingga sesuai dengan segmen yang
ditargetkan. Dengan kata lain tugas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh bagian
pemasaran, tetapi menjadi tanggung jawab semua bagian. Jadi, usaha yang
diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi konsumen, pemilik (investor), maupun
bagi para karyawan secara berkelanjutan
SARAN
Pengaruh terhadap persepsi konsumen
sebaiknya digunakan dengan menggunakan konsep dimensi kualitas agar perusahaan
bisa mengukur sejauhmana produk dapt diterima dipasar. Namun setelah itu
penelitianpun di bandingkan oleh perusahaan yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
- Anthie. 25 November 2010. Persepsi Konsumen Terhadap
Suatu Produk. URL : http://anthie-beauty.blogspot.com
- Diasmanto, Hermawan. 25 November 2010. Peta Persepsi
Konsumen Terhadap Produk. URL : http://kulinet.com
- Durianto, Darmadi, dkk. 2001. Strategi Penakluk Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Edisi Kedua. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
- Sutarminingsi, Lilies. 2004. Teknologi Pengelolahan
Pangan Peluang Usaha Nata De Coco. Edisi Pertama. Yogyakarta : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar